Senin, 22 Juni 2015

contoh laporan akhir perminyakan




ANALISA LOSSES GLYCOL PADA PROSES DEHYDRATION GAS
DI LAPANGAN MUSI BARAT PT.PERTAMINA EP ASSET 2
FIELD PENDOPO
TUGAS AKHIR
Dibuat untuk memenuhi persyaratan Mendapatkan Gelar Diploma III
Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang

Oleh :

MUHAMMAD PUAR AKBAR
NPM : 1103030
PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2014




ANALISA LOSSES GLYCOL PADA PROSES DEHYDRATION GAS
DI LAPANGAN MUSI BARAT PT.PERTAMINA EP ASSET 2
FIELD PENDOPO
TUGAS AKHIR
Dibuat untuk memenuhi persyaratan Mendapatkan Gelar Diploma III
Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang

Oleh :

MUHAMMAD PUAR AKBAR
NPM : 1103030
PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2014


LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

ANALISA LOSSES GLYCOL PADA PROSES DEHYDRATION GAS
DI LAPANGAN MUSI BARAT PT.PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD
PENDOPO
Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Diploma III
Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang
Oleh :
MUHAMMAD PUAR AKBAR
1103030

                                                                                 Palembang ,07 Juli 2014
Pembimbing I                                                                  Pembibing II


Roni Alida,ST                                                 Ahmad Faisal Faputri,ST,M,Eng


Direktur,                                                          Ketua Program Studi
Politeknik Akamigas Palembang                    Teknik Eksplorasi Produksi Migas


H.Muchtar Luthfie,SH,MM                           Azka Roby Antari,ST

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir               :Analisa Losses Glycol Pada Proses Dehydration Gas di Lapangan Musi Barat PT.Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo
Nama Mahasiswa/NPM       : Muhammad Puar Akbar                       NPM 1103030
Program Studi                      :Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Telah Diuji dan Lulus Pada :
Hari                                      : Rabu
Tanggal                                :7 Juli 2014

Tim penguji                           :
Nama                                                 Jabatan                                Tanda Tangan
1.Azka Roby Antari,ST                  Penguji I                          (............................)
2.Ana Asmina,ST                            Penguji II                        (.............................)
3.Hendra Budiman,S.Si                  Penguji III                       (.............................)


                                                       Palembang,07 Juli 2014
                                                   Ketua Program Studi,
                                                                     Teknk Eksplorasi Produksi Migas


                                                  Azka Roby Antari,ST



ABSTRAK
ANALISA LOSSES GLYCOL PADA PROSES DEHIDRASI GAS
DI LAPANGAN MUSI BARAT
PT.PERTMANINA EP ASSET 2 FIELD PENDOPO
Dalam kegiatannya Stasiun Pengumpul Gas Musi Barat PT.Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo menggunakan system reparasi untuk memisahkan fluida dan gas ,salah satunya dengan menggunakan Dehydration Unit (DHU) berupa contactor,flashtank,filtercarbon,filterparticular,heatexchanger,stillcolumn,reboiler,dan accumulator.Sistem DHU menggunakan chemical TEG (triethylene glycol)mengakibatkan banyaknya penggunaan chemical tersebut.Hal ini dikarenakan tidak sesuainya inlet wet gas (gas basah ) dengan laju air glycol di contactor .Pada Bulan April tahun 2013 laju air glycol mencapai 12 GPM,Berdasarkan rumus untuk laju sirkulasi glycol yang diperlukan berkisar 2,32 GPM.Hal ini menyebabkan sering terjadinya losses pada saat pengontakan di contactor.Pengguna glycol perharinyamencaoai 14,2 gallon,sedangkan standard losses yaitu hanya mencapai 0,3 gallon.Dari hasil terdebut diketahui perbedaan laju air glycol di lapangan dengan hasil perhitungan terdapat kesalahan dalam laju alir (rate pompa).Di lapangan yang mengakibatkan terjadinya losses.
Kata Kunci:Dehidrasi,Absorbsi,Absorben,Laju Sirkulasi Glycol.








ABSTRACT

ANALYSIS LOSSES GLYCOL DEHYDRATION PROCCES GAS
MUSI FIELD IN WEST
PT.PERTAMINA EP ASSET 2FIELD PENDOPO

In its acitivities,West Musi Gas Gathering Station of PT.Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo use separation system for separating fuild and gas which is one of them use Dehydration Unit (DHU) which includes a contactor, a flash tank,   carbonfilter, filterparticular, heatexchangers, stiilcolumn, reboiler and accumulator.Th chemical used in DHU is Triethylene glycol TEG.Frequent occurrence of losses glycol rsulted in amountof the chemical use.This is due to the incompatibility of wet inlet gas(wet gas) with a flow rate in the glycol contactor.In April 2013,a flow rate of glycol reached 12 GPM,whereas based on the formula of losses when contacting in contactor.The use of glycol achieve 13,2 gallons per day while the standard losses at only 0,3 gallons.From these results known differences glycol flow rate in the field with the result of any error in the calculation of the flow rate (pump rate) in the field that resulted in losses

Keywords:Dehydration,Absorption,Absorbents,Glycol circulation rate.











MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
v  Bersungguh-sunggulah dalam melakukan sesuatu,karena jika bersungguh-sungguh maka kita akan bias mencapai yang kita tuju
v  Cintailah ibumu,hormatilah ibumu dan sayangilah ibumu,maka hidup kita akan terasa indah
                                                                                                                                                                                                                                                                    
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada :
v  Mama dan Papa (M.yusuf dan suarni) terima kasih sebanyak-banyaknya atas apa yang telah diberikan selama ini.Semoga Allah membalas segala keikhlasan beliau.Amin ya robbal alamin.
v  Kakak,Ayuk dan Adik ku tercina (k’ Wawan,yuk Pipit,dan adek Yuni)yang telah memberikn semangat,dukungan dan doá kepada saya.Terima kasih saya ucapkan sebanyak-banyaknya untuk mereka.Semoga Allah membalas kebaikan mereka.Amin ya robbal alamin.
v  Pembimbing I (Roni Alida,ST)dan II (Ahmad Faisal Faputri,ST,M.eng) saya ucapkan beribu-ribu terima kaih atas keikhlasan,kesabaran dan bimbingan berliau yang membantu saya menyelesaikan tugas akhir ini,Semoga allah membalas sehala kebaikan beliau.Amin ya robbal alamin
v  Teman seperjuangan TEPM Angkatan V yang selama 3 tahun bersama dalam suka dan duka.Semoga kita diberikan kesehatan dan kesuksesan di dalam dunia pekerjaan nanti.Amin ya robbal alamin.
v  Seluruh keluarga Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas dan jajaranya saya ucapkan terima kasih sebnyak-banyaknya atas bantuan,bimbingan,waktu dan keikhlasannya.Semoga allah membalas kebaikanya.Amin ya robbal alamin.
v  My love Elsa Oktasari yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada saya bias menyelesaikan tugas akhir ini.Semoga Allah membalas segala kebaikannya.Amin ya robbal alamin.                                                     





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT,atas rahmat dan karunianya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini,yang disusun guna memenuhi syarat kurikulum pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini,penulis menyadari sepenuhnya maish jauh dari sempurna,maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari Laporan Tugas Akhir kami ini.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1.      Bapak H.Muchtar Luthfie,SH,MM,selaku Direktur Politeknik Akamigas Palembang.
2.      Bapak Azka Roby Antari,ST,selaku Ketua Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas di Politeknik Akamigas Palembang.
3.      Bapak Roni Alida,ST,selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
4.      Bapak Faisal Faputri,ST,M,eng,selaku pembimbing II yang  telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
5.      Bapak Ir.Ekariza,MM,Selaku Field Manager Area Sumbagsel PT.Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo.
6.      Bapak Wangsit Sinung Kristianto,ST,MM,selaku pembimbing yang membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
7.      Bapak Surya Agussatria,ST,selaku pembimbing yang membantu penulis menyelesaikan  Laporan Tugas Akhir ini.
8.      Seluruh Pekerja,SPG MUSI BARAT PT.PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD PENDOPO.
9.      Seluruh Staf dan  Pegawai Politeknik Akamigas Palembang.
10.  Kedua Orang Tua dan Keluarga saya yang telah memberikan    doá,dukungan dan yang selalu ,menantikan keberhasilan saya.
11. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas   Politeknik Akamigas Palembang  angkatan ke-5.
12  .Pihak-pihak lain yang benar-benar memberikan bantuan dalam    menyelesaikan   tugas akhir ini.


      Akhir kata,Semoga amal baik yang diberikan mendapatkan imbalan yang sesuai dari Tuhan Yang Maha Esa.Semga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi mahasiswa Politeknik Akamigas Palembang,Khususnya bagi Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.


Palembang,6 Juli 2014


Muhammad Puar Akbar










DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................... iii
ABSRTAK ..........................................................................................  iv
ABSTRACT......................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN........................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................  I
1.1. Latar Belakang  .................................................................  1
1.2. Tujuan ................................................................................  1
1.3. Manfaat .............................................................................  2
1.4. Batasan Masalah ................................................................  2
1.5.Sistematika Penulisan .........................................................  2
      BAB II.TINJAUAN UMUM .............................................................  II
       2.1 Natural Gas Processing  ....................................................  4
       2.2 Laju Produksi Gas   ............................................................  4
       2.3 Glycol Dehydration  ...........................................................  4
             2.1.1. Teori Proses............................................................... 5
                    2.4 Jenis-jenis Glycol............................................................... 6
                    2.5 Metode Dehydration dengan Teknik TEG DHU.............. 7
                          2.5.1 Konsentrasi Lean Glycol........................................... 9
                          2.5.2 Temperatur Glycol pada Reboiler............................. 9
                          2.5.3 Gas Stripping............................................................ 10
                          2.5.4 Regenerasi Glycol..................................................... 10
                    2.4 Peralatan yang digunakan pada proses DHU.................... 10
                   2.2.1 Glycol Storage Tank 285                                                     11

                   2.2.2 Scrubber.................................................................................................... 11

                   2.2.3 Gas-Glycol contactor.......................................................... 12
                   2.2.4 Bubble Cap Tray ............................................................... 12
                   2.2.5 Gas Glycol Heat Exchanger .............................................. 13
                   2.2.6 Still Column (Stripping Column )....................................... 14
                   2.2.7 Reboiler  ............................................................................ 15
                   2.2.8 Accumulator  ..................................................................... 15
                   2.2.9 Flash Tank  ........................................................................ 16
                   2.2.10Glycol Circulating Pump   ................................................ 17
                   2.2.11 Glycol Particulate Filter A dan B ................................... 18
                   2.5 Menentukan Laju Sirkulasi Glycol ....................................... 18
      BAB III. METODOLOGI PENELITIAN    ......................................  III
                    3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian  .....................    18
                      3.2 Data   .................................................................................    18             3.2.1 Jenis Data        18
                          3.2.2 Teknik Pengumpulan Data .........................................  18
      BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN   ..........................................   IV
                      4.1 Sifat Fisik Dan Kimia TEG   .............................................  19
                             4.1.1 Sifat Fisik TEG........................................................ 19
                             4.1.2 Sifat Kimia TEG...................................................... 19
                      4.2 Data Spesifikasi Peralatan Dehydration Unit (DHU) .......  19             4.2.1 Glycol Storage Tank 285........................................................................................... 20             4.2.2 Scrubber       20
4.2.3 Gas-Glycol Contactor............................................... 21
       4.2.4 Gas-Glycol Heat Exchanger..................................... 21    4.2.5 Reboiler     22              4.2.6 Flash Tank ........................................................................  22            4.2.7 Glycol Circulating Pump                                                                                                23            4.2.8 Glycol Particulate Filter                                                                                            24            4.2.9 Glycol Particulate Filter B......................................................................................... 24
                        4.2.10 Glycol Carbon Filter .............................................  24                 4.3 Proses Dehydration Unit  25..................................................................................        4.4 Data Lapangan           27              4.5 Menentukan Laju Alir Glycol  .........................................  28              4.6 Pembahasan    29          
                          4.6.1 Losses Glycol pada Glycol Contactor  ...................  29
              4.6.2 Solusi Losses pada  Glycol Contactor  ...................  30
BAB V. PENUTUP .....................................................................................   V
              5.1 Kesimpulan  ..............................................................................  32
              5.2 Saran  ........................................................................................  32
            DAFTAR PUSTAKA
            LAMPIRAN









DAFTAR TABEL
            Tabel                                                                                       Halaman
            2.1 Tabel Pemilihan Glycol .........................................................  7
            2.2 Tabel Formula Glycol ............................................................  8
            4.1 Tabel Sifat Fisik Triethylene Glycol ....................................  21
            4.2 Tabel Sifat Kimia Triethylene Glycol ..................................  21
            4.3 Sampel Data Operasi DHU Bulan April 2013 .....................  29
            4.4 Tabel Rata-rata Perbandingan Konsumsi Glycol Standar dengan
                  Konsumsi Actual Bulan April 2013 .....................................  31











DAFTAR GAMBAR

            Gambar                                                                                   Halaman
            2.1 Metode Dehydration Dengan Teknik TEG DHU ....................  8
            2.2 Glycol Storage Tank 285 .........................................................  11
            2.3 Scrubber ..................................................................................  12
            2.4 Glycol Contactor .....................................................................  13
2.5 Gas-Glycol Heat Exchanger ...................................................  14
2.6 Still Column ............................................................................  14
2.7 Reboiler ..................................................................................   25
2.8 Accumulator ............................................................................  16
2.9 Flash Tank ...............................................................................  16
2.10 Pompa Torak Wheatley ..........................................................  17
2.11 Filter Paticular A dan B ........................................................  18
2.12 Filter Carbon .........................................................................  18
4.3 Flow diagram Glycol ...............................................................   28








xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                 Halaman
A.    Daily Report ...........................................................................  A-I
B.     Standar Penggunaan Glycol ...................................................  B-I
C.     Rumur Laju Alir Glycol .........................................................  C-I
































BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kebutuhan energy di dunia akan meningkat dengan sejalan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Di dalam industry Migas khusunya di bidang eksplorasi produksi migas memerlukan peralatan yang sangat banyak,contohnya peralatan produksi.Peralatan produksi merupakan peralatan yang sangat penting dalam melakukan produksi di stasiun pengumpul seperti halnya untuk proses separasi di lahan industry minyak ,karena komponen yang di perlukan dalan melakukan produksi tersebut adalah peralatan separasi yang menunjang seluruh peralatan lainya.
Produksi adalah kegiatan yang menghasilkan suatu barang yang bernilai ekonomi dengan usaha dan biaya. Fasilitas Produksi adalah peralatan/asset yang dimiliki/dipakai dalam kegiatan produksi.Instrumentasi adalah alat/peralatan yang melengkapi suatu fasilitas produksi agar terjalinya interaksi antara operator dengan fasilitas produksi dan antar fasilitas produksi. Untuk menaikan keekonomian gas diperlukan cairan TEG Glycol. Selama proses regenerasi glycol berlangsung,glikol akan terus ditambahkan pada proses dehidrasi.
Melalui Tugas akhir ini,Saya mencoba untuk membhas tentang proses separasi produksi migas khususnya di bagian DHU (dehydration unit). Yang menjadi masalah dalam melakukan produksi dari gas tersebut karena akan mempengaruhi hasil  produksi sehingga keuntungan dalam produksi akan berukurang. Sering terjdinya losses glycol pada proses dehidrasi gas membuat penggunaan glycol tidak memenuhi standard yang ada. Dimana pada unit-unit DHU terdapat beberapa unit berupa contactor,flash tank,carbon filter,filter particular,heat exchanger,still column,reboiler dan accumulator.



1.2Tujuan

       Adapun Tujuan Tugas Akhir ini adalah :
       1.Mengetahui dan memahami secara langsung peralatan dehidrasi gas.
       2.Mengetahui laju sirkulasi glycol pada proses pengontakan di contactor.
       3.Mengetahui perbandingan standard penggunaan glycol dengan data di lapangan.
       4.Mengetahui yang mempengaruhi losses glycol.
1.3 Manfaat
       Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah:
      1.Mampu memahami peralatan pada proses dehidrasi gas.
      2.Dapat mengetahui laju alir glycol di contactor.
      3.Mampu mengetahui banyaknya penggunaan glycol di lapangan.
      4.Memahami pengaruh yang menyebabkan losses pada glycol.
1.4 Batasan Masalah
Agar topic dari tugas akhir ini yang penulis buat lebih terfokus ,maka penulis membatasi masalah yang sedang  dibahas tentang losses glycol dengan ketentuan bahwa data suhu dan tekanan di peralatan dianggap konstan dan untuk rate pompa juga konstan yaitu 12 GPM.
1.5 Sistematika Penulisan
      Untuk memudahkan memahami Laporan Tugas Akhir maka penulis membuat sistematika penulisan laporan sebagai berikut:
BAB I             : Merupakan bab pendahuluan mengenai latar belakang ,maksud    dan  tujuan,batasan masalah,dan sistematika penulisan.

BAB II            : Merupakan bab mengenai definisi glycol,alur sirkulasi glycol,dan       unit    peralatan dehidrasi
BAB III          :  Merupakan bab mengenai tempat  dan waktu pelaksanaan,jenis data yang diambil,teknik pengumpulan data dan variable penelitian.
BAB IV          : Merupakan bab yang berisikan hasil pengumpulan data di lapangan,proses sirkulasi glycol ,perhitungan sirkulasi glycol di contactor  dan hasil pembahasan serta alternative solusi pada losses glycol.
BAB V            : Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dan saran.

 BAB II
DASAR TEORI

2.1 Natural Gas Processing
            adalah proses industry yang kompleks dirancang untuk membersihkan gas alam ( wet gas ) dengan memisahkan kotoran dan berbagai non-metana hidrokarbon dan cairan untuk menghasilkan apa yang dikenal sebagai gas kering  ( dry gas ).Pengolahan gas alam dimulai sumur bor.Komposisi gas alam mentah yang diekstrak dari sumur bor tergantung pada jenis, kedalaman, dan kondisi geologi daerah.

2.2 Laju Produksi Gas
   1. Wet  gas  berasal  dari  beberapa  sumur  yang  berdekatan,  dikumpulkan  dan
proses pengolahan pertama yang tejadi adalah proses menghilangkan kandungan air dan gas alam kondensat.Hasil kondensasi biasanya dialirkan kilang minyak dan air dibuang sebagai waste water.
  2.  Wet  gas  kemudian  dialirkan  ke pabrik pengolahan di mana pemurnian awal
biasanya mnghilangkan kandungan asam ( H2S dan CO2)
  3.  Proses  berikutnya adalah untuk menghilangkan uap air dengan menggunakan
       proses penyerapan dalam triethylene glycol ( TEG ).
  4.  Proses berikutnya adalah untuk mengubah menjadi fase gas alam cair ( NGL )
       yang merupakan proses paling kompleks dan menggunakan pabrik  
       pengolahan gas modern.

2.3 Glycol Contractor
            Glycol contractor adalah sejenis pemisah atau separator untuk memisahkan air dari kandungan gas alam (wet gas) agar menjadi gas alam yang bebas dari air atau disebut dry gas. Dalam pemisahan ini, digunakanlah suatu cairan yang dinamakan triethylene glycol (TEG) untuk menyerap air dari gas alam. Diperlukan



Sebuah startegi pengendalian untuk menjaga kestabilan proses di dalam Glycol Contractor terutama temperature dry gas.
2.3.1 Teori Proses
       Dehidrasi adalah proses memisahkan uap air yang terdapat didalam gas, dengan tujuan untuk menurunkan dew point dari gas tersebut, agar ketentuan spesifikasi dew point yang tertera dalam kontak penjualan gas terpenuhi. Istilah proses dehidrasi sering juga disebut dengan istilah lain, yaitu proses pengeringan gas atau gas drying. Uap air yang terikut di dalam produksi gas harus dihilangkan karena :
1.      Mengurangi efisiensi Pipeline, air akan mengumpul ditempat yang rendah,
2.      Menyebabkan korosi
3.      Membuat kesulitan operasi pada flow meter
Kontak penjualan gas biasanya menyebutkan 3-7 1b/mmscf, bisa diukur dengan melihat dew point.
       Titik embun atau dew point adalah suatu kondisi temperature dimana uap iar di dalam gas bumi mulai mengembun pada tekanan tertentu dan pada kondisi tersebut gas bumi dalam keadaan jenuh (saturated) dengan uap air.

Dew point depression:
1.      Bila uap air dikeluarkan dari gas, dew point akan turun. Turunnya dew point terhadap aslinya awalnya ini disebut dew point depression
2.      Dew point depression menggambarkan sasaran turunnya uap air dalam gas sesuai target penurunannya.
Jika disebut istilah dew point berarti gambaran jumlah uap iar dalam gas, makin tinggi dew point makin banyak kandungan airnya
       Ketika suatu dehidrasi glycol memproses mengurangi kadar air pada gas alam, selalu berhubungan dengan temperatur water dew point. Proses penurunan temperature ini pada water dew point air dikenal sebagai Dew Point depression.
       Pengoperasian yang benar pada proses dehidrasi glycol adalah hal penting untuk mengurangi water content gas untuk spesifikasi gas jual. Kandungan air yang berlebihan pada suatu aliran gas dapat mengakibatkan korosi dan hidrat pada pipa salur, yang dapat menjadi permasalahan operasi tahap selanjutnya.
2.4.  Jenis-jenis Glycol
       Solvent yang digunakan pada proses pengeringan gas, harus mempunyai daya larut terhadap air yang tinggi, tidak korosif, tidak gampang membentuk busa (foaming), mudah diregeneresi dan harganya murah. Dari berbagai solvent yang ada ternyata glycol memenuhi criteria tersebut.
       Empat buah glycol telah berhasil digunakan untuk gas alam kering yaitu ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), triethy glycol (TEG), dan tetraethy glycol (TREG).
2.4.1.      Ethylene glycol (EG)
       Disebabkan karena memiliki tekanan uap yang tinggi, cenderung
menimbulkan vapor loss yang tinggi, sehingga jarang dipakai. EG hanya dipakai sebagai Hydrate inhibitor, dengan cara menginjeksikannya pada gas transmision lien, yang kemudian dipulihkan dengan cara pendinginan pada temperature 500 F di outlet separator gas transmission line.
2.4.2.      Diethylene glycol (DEG)
       Baik digunakan karena tidak melarutkan komponen hidrokarbon, akan tetapi memiliki tekanan uap yang relative tinggi. Memiliki temperatur dekomposisi yang rendah sehingga hanya dapat diregenerasi pada temperatur yang rendah juga yaitu 3150 F sampai 3400 F. Regenerasi pada temperature yang rendah mengakibatkan hasil regenerasi DEG tidak akan menghasilkan konsentrasi yang tinggi. Oleh karena itu DEG juga jarang dipakai
2.4.3.      Triethylene glycol (TEG)
       Paling umum digunakan pada proses dehidrasi gas yaitu hamper 99%. Dapat diregenerasi pada suhu 3400 F sampai 4000 F, sehingga dapat diperoleh konsentrasi yang tinggi. Temperatur dekomposisinya 4040 F.
Kelebihan TEG :
1.   TEG lebih mudah mengalami pendinginan untuk konsentari 98-99.95%
     Dalam kondisi atmosfer karena sifat pengembunannya dan temperatur 
      komposisinya.
2.   TEG memiliki temperatur dekomposisi awal sebesar 4040F dimana
      diethylene glycol hanya 3280F.


3.      Kehilangan vapour lebih rendah dari EG atau DEG
4.      Biaya modal dan operasi lebih rendah.
5.      TEG tidak larut diatas 700F
2.4.4        Tetraethylene glycol (TREG)
       Dapat diregenasi pada temperatur sampai dengan 4300F, sehingga akan menghasilkan kemurnian yang sangat tinggi. Akan tetapi harganya sangat mahal sehingga jarang dipakai.

Tabel 2.1
Tabel Pemilihan Glycol
Glycol
MaximumReboiler
Maximum Dewpoint Depressin, 0F
Maximum
Glycol Purity
Ethylene
325
53
95,8%
Diethylene
330
60
97,0%
Triethylene
400
85
98,7%
Tetraethylene
435
95
99,3%


Tabel 2.2
Tabel Formula Glycol
Name                                                            Formula
Ethylene Glycol          HO-(CH2)2-OH                               C2H6O2
Diethylene Glycol       HO-((CH2) 2-O)-(CH2) 2-OH          C4H10O3
Triethylene Glycol      HO-((CH2) 2-O) 2-(CH2) 2-OH        C6H14O4
Tetraethylene Glycol  HO-((CH2) 2-O) 3-(CH2) 2-OH         C8H18O5

2.5. Metode Dehydration dengan Teknik TEG DHU
       Salah satu metode dehidrasi adalah dengan menggunakan teknik TEG DHU dengan menggunakan cairan glycol yang sering digunakan adalah TEG. Adapun prosesnya sebagai berikut :








Gambar 2.1 Metode Dehydration dengan Teknik TEG DHU
       Wet gas yang sudah dipisahkan dari condenser ikut masuk melalui bagian bawah gas glycol contactor. Di dalam contractor gas mengalir ke atas melewati tray-tray atau packing dan bertemu dengan aliran glycol yang mengalir ke bawah .
       Pertemuan antara aliran gas dan glycol pada tray atau packing tersebut menyebabkan terjadinya kontak antara gas dan glycol, sehingga uap air yang terkandung dalam gas diserap oleh glycol. Glycol yang telah mengandung uap air akan keluar di bagian bawah untuk diregenerasi.
       Pada proses regenerasi glycol, lean glycol (glycol bersih) dengan konsentrasi tinggi dari surge tank dipompakan ke contactor tower, dilewatkandahulu ke dalam glycol gas heat exchanger dan masuk ke dalam tower pada bagian atas yang disebut intel lean glycol. Cairan lean glycol tercurah mengalir ke bawah didalam contactor tower melalui tray dan down comer. Lean glycol yang tertahan sementara tersebut akan bekerja menyerap uap air dari gas yang dikontaknya pada setiap posisi tray. Lean glycol yang telah banyak menyerap uap air sampai di bagian bawah contactor berubah menjadi rich glycol (glycol kotor). Rich glycol selanjutnya dialirkan masuk ke sebuah Low pressure flash tank yang kemudian dialirkan melalui unit-unit filter (penyaringan) menuju ke coil
Pre-heat oleh hot glycol di reboiler. Sebagian besar air akan menguap dan pre-heated glycol dialirkan ke dalam stripper still, dimana uap air panas naik dan dikeluarkan ke udara melalui top off the still dari stripper column.
       Glycol yang telah kehilangan uap airnya akan mencair dan menjadi lean glycol yang terkumpul di reboiler, kemudian ditampung di dalam accumulator. Lean glycol ini dipanasi pada suhu 350 0F – 400 0F untuk membersihkan jika masih ada kandungan uap air.
2.5.1 Konsentrasi lean glycol
       Konsentrasi lean glycol (glycol bersih) yang diperlukan tergantung dari water dew point dari gas kering yang ingin dihasilkan. Makin tinggi konsentrasi lean glycol makin rendah water dew point dari gas kering yang dihasilkan untuk kosentrasi lean glycol.
2.5.2 Temperatur glycol pada reboiler
       Konsentrasi lean glycol yang dihasilkan dari reboiler, besarnya tergantung dari temperatur dan tekanan cairan glycol di dalam reboiler. Makin rendah tekanan dan makin tinggi temperatur glycol di dalam reboiler, makin tinggi konsentrasi lean glycol yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya makin tinggi tekanan dan makin rendah temperatur, makin rendah konsentrasi lean glycol yang dihasilkan.
2.5.3 Gas stripping
       Seperti yang telah dinyatakan diatas, untuk mendapatkan konsentrasi yang tinggi lean glycol yang dihasilkan dari reboiler diperlukan temperatur yang tinggi. Akan tetapi temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan glycol terdekomposisi. Untuk itu kadang-kadang diperlukan gas stripping yaitu gas hidrokarbon yang dimasukkan kedalam cairan glycol di dalam reboiler. Dengan adanya gas stripping ini akan menyebabkan tekanan persial dari uap air di dalam reboiler berkurang yang menyebabkan makin besarnya air yang dapat teruapkan di dalam reboiler ini.
2.5.4 Regenerasi glycol
       Rich glycol (glycol kotor) yang berasal dari gas glycol contactor perlu diregenerasi lagi sebelum digunakan untuk kembali menyerap uap air di dalam
glycol contactor. Regenerasi rich glycol dilakukan pada stripping still dan reboiler. Tujuan glycol ini diregenasi adalah untuk menaikkan konsentrasi glycol dengan cara memanaskan glycol tersebut didalam reboiler. Pemanasan glycol pada reboiler menyebabkan sebagian besar air yang terkandung didalam larutan glycol kembali menjadi tinggi, sehingga memenuhi konsentrasi yang harus dimiliki oleh lean glycol.
2.6.  Alat yang digunakan pada proses penyerapan air
2.6.1 Glycol storage tank 285
       Glycol storage tank 285 digunakan untuk menampung glycol yang digunakan untuk make up / penambahan glycol. Make up glycol ini dilakukan setiap empat hari sekali dengan penambahan 200 liter / 52,82 gallon glycol per DHU di masing-masing train.











Gambar 2.2. glycol storage tank 285

2.6.2 Scrubber
       Scrubber adalah peralatan yang berfungsi untuk memisahkan gas dari padatan-padatan dan cairan hidrokarbon cair, pasir, dan lain-lain.















Gambar 2.3. Scrubber



2.6.3 Gas glycol contactor
       Gas glycol contactor adalah bejana vertikal yang terdapat sejumlah bubble cap tray, down comer dan mist extractor. Di dalam bubble cap tray inilah terjadi kontak langsung antara gas yang telah terserap kandungan uap airnya menjadi gas kering. Sebelum keluar dari contactor terlebih dahulu melewati mist extractor yang fungsinya untuk menyaring glycol yang hilang dapat diperkecil.
       Gas basah dialirkan dari samping bawah contactor dan naik keatas melewati bubble cap tray, sedangkan glycol dialirkan dari samping atas turun dari tray yang lainnya melalui down comer.












Gambar 2.4 Gas glycol contactor







Gambar 2.5. Bubble cap tray

2.6.4 Gas glycol exchanger (heat exchanger)
       Proses yang terjadi di dalam heat exchanger ini adalah proses pertukaran panas. Rich glycol sebelum masuk ke still column menerima panas dulu dari lean glycol di dalam heat exchanger. Hal ini bertujuan untuk mengurangi beban reboiler dan supaya temperatur lean glycol yang masuk ke pompa tidak terlalu tinggi.







Gambar 2.6 Gas glycol heat exchanger
2.6.5 Still column
       Still column ditempatkan di atas reboiler. Di dalam still column terjadi pertukaran panas antara uap air yang naik keatas dengan rich glycol yang turun kebawah. Dengan demikian temperatur makin ke atas column makin turun sehingga uap glycol yang terbawa oleh uap air akan terkondensasi dan jatuh ke bawah.









Gambar 2.7. Still column

2.6.6. Reboiler
       Reboiler adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mensuplay panas, menguapkan air pada still column. Temperatur normal pada reboiler 3600F.
Di dalam reboiler temperatur untuk air adalah 1000C sedangkan untuk glycol adalah 4040F










Gambar 2.8. Reboiler
2.6.7 Accumulator
       Accumulator adalah tempat dimana glycol yang telah murni dari hasil regenerasi yang berasal dari reboiler yang nantinya akan di pompakan kembali ke contactor. Set point di accumulator untuk level awal atau level normal adalah 50% untuk set point low itu sebesar 20% sedangkan set point high yaitu 75%. Namun jika melihat set point cairan di level glass yaitu cairan di accumulator harus tetap berada di atas 20% dan di bawah 75%. Sesuai dengan set point yaitu 50% sehingga kapasitas operasinya adalah 50% dari kapasitas penuh (1420 liter) sebesar 710 liter.





Gambar 2.9 Accumulator
2.6.8. Flash tank
       Flash tank berfungsi seperti separator yang memisahkan 3 fasa fluida, memisahkan gas, liquid, dan pengotor lainnya.










Gambar 2.10. Flash tank
2.6.9. Glycol circulating pump
       Glycol circulating pump ini berfungsi untuk mengalirkan lean glycol dari accumulator menuju ke contactor. Adapun jenis pompa yang di pakai yaitu pompa torak wheatley di mana pompa ini memiliki debit sebesar 12 gallon/menit. Alat ini berperan penting dalam proses pengontakan glycol dengan gas basah.



Gambar 2.11. Pompa torak wheatley
2.6.10. Filter particular A dan B
       Filter particular ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang ada di dalam glycol.






Gambar 2.12. Filter particular Adan B

2.6.12. Filter carbon
       Filter carbon berfungsi untuk menjernihkan glycol








Gambar 2.13. Filter carbon

2.7. Menentukan laju sirkulasi glycol
Untuk mendapatkan laju alir (rate pompa) dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
       L(min)      = W*G
       W             = F*(I – O) / 24hr/day
       L(opt)       = L(min) x ((100 + 15) / 100 )
Dimana dapat diketahui :
       F               = Gas flow rate (mmcf/d)
       I                = Intel water content (mmcf)
       O              = Outlet water content (mmcf)
       G              = Glycol to water ratio (gal TEG water)
       L(min)      = Minimum TEG circulation rate (gal/hr)
       W             = Water removal rate (lb/hr)








BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1.                  Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
      Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo  
      yang berlangsung pada tanggal 10 Maret – 10 April 2014 dengan ruang 
      lingkup yaitu kantor Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo
3.2.      Data
      Sumber data dari penelitian ini adalah…..
a.       Production department
b.      Area field musi barat
3.2.1.      Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data :
a.       Data skunder yang didapat dari rekapitulasi perusahaan
3.2.2.      Teknik pengumpulan data
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :
a.       Studi literatur
Melakukan kajian data atau referensi dari file-file dokumen yang telah ada diperusahaan
b.      Konsultasi
Melakukan suatu perbincangan dan diskusi secara informal dengan pembimbing lapangan dan operator di lapangan yang memiliki keahlian dibidang ini, guna mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
c.       Studi lapangan
Berkunjung ke field untuk mendapatkan informasi keadaan lapangan yang sesungguhnya.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sifat Fisik dan Kimia TEG
4.1.1 Sifat fisik triethylene glikol
Tabel 4.1
Sifat fisik triethylene glikol
No
Parameter
Keterangan
1
Fase
Cair
2
Warna
Jernih
3
Rumus molekul
HO-((CH2) 2-O) 2-(CH2) 2-OH  =  C6H14O4
4
Berat molekul
150,17
5
Titik didih
2060C , 4040F
6
Titik beku
-4,30C
7
Flash point
3420C
8
Panas pembakaran
23,68 MJ/kg

4.1.2 Sifat kimia triethylene glikol :
       Triethylene glikol dapat dibuat langsung dengan mereaksikan ethylene oksida ( C2H6O ) dengan diethylene glikol ( C4H10O3 ) dan bereaksi menjadi Triethylene gliko ( C6H14O4 ).
Tabel 4.2


Sifat kimia triethylene glikol
No
Nama
Formula
1
Etilen oksida
C2H6O
2
Dietilen glycol
C4H10O3
3
Trietilen glycol
C6H14O4

4.2 Data Spesifikasi Peralatan Dehydration Unit (DHU)
4.2.1 Glycol storage tank 285
            Spesifikasi alat:
·         Nama alat                    : MB-T-285 Glycol Storage Tank

·         Code                                        : -

·         Design press                            : ATM

·         Design temp                            : 65,56 0C

·         Nom. Diameter                       :1524 I.D

·         Nom. Height                            : 2332

·         M.A.W.P                                  : ATM

·         Nom.capacity                          : -

·         THK. (SHEL/BOT./ROOF)    : 6

·         C.A. . (SHEL/BOT./ROOF)    : 3,2

·         Date built                                : 2005

·         Serial no                                  : 0735-BBI-PV

·         Engineered by                         : PT. Rekayasa Industri


4.2.2 Scrubber
            Spesifikasi alat :
·         Nama alat                                : MB-1-V-115 HP Scrubber
·         Code                                        : ASME SECT. VIII DIV. 1 2001
·         Desain press                            : 67.49 kg/cm2 G
·         Desain temp                            : 600C
·         Serial number                          : 28590
·         M.A.W.P                                  : 7179 kg/cm2 G
·         Thickness head/Shell               : 44 cm/ 50 cm
·         Date built                                : 2005
·         Engineered by                        : PT. Rekayasa Industri
                        :
4.2.3 Gas glycol contastor
            Spesifikasi alat :
·         Nama alat                                : MB-3-V-215 Glycol Contact
·         Code                                        : ASME SECT.VIII DIV. I 2001 ED.2003
·         Design press                            : 67,07 kg/cm2 G
·         Desain temp                            : 93,330C
·         M.A.W.P                                  : 67,3 kg/cm2 G
·         M.D.M.T                                 : 200C
·         Hydro test press                      : 96,88 kg/cm2 G
·         Corr. Allow                             : 3,2
·         Radiography                           : Full
·         PWHT                                     : No
·         Thickness head/Shell               : 38/36 mm
·         Serial no                                  : 0738-BBI-PV
·         Date built                                : 2005
·         Enginereed by                         : PT. Rekayasa Industri

4.2.4 Gas glycol exchanger (heat exchanger)
            Spesifikasi alat :
·         Nama alat                                 : MB-3-HE-240 Glycol Exchanger
·         Code                                         : ASME SECT. VIII DIV. 1 2001 ED. 2003
ADD
·         Design press                             : 1034 KPa
·         Design temp                             : 2320C
·         M.A.W.P                                   : 1034 KPa
·         M.D.M.T                                   : -290C
·         Hydro test press                        : 1344,5 KPa
·         Corr. Allow                              : 3,2
·         Radiography                             : None
·         PWHT                                      : No
·         Thickness head/Shell                : 71 mm




·         Serial no                                   : 0569
  05-1-010
·         Date built                                  : 2005
·         Enginered by                            : PT. Rekayasa Industri

4.2.5. Reboiler
            Spesifikasi alat :
·         Nama alat                                : MB-3-HE-245 Glycol Reboiler
·         Thickness head/Shell               : 10 mm
·         Serial no                                  : E1403-60
·         Date built                                : 2005

4.2.6. Flash tank
            Spesifikasi alat :
·         Nama alat                                : MB-3-V-220 Glycol Flash Tank
·         Code                                        : ASME SECT.VIII DIV. I 2001 ED.2003
·         Design press                            : 1034 KPa
·         Desain temp                            : 930C
·         M.A.W.P                                  : 1034 KPa
·         M.D.M.T                                 : -70C
·         Hydro test press                      : 1395 KPa
·         Corr. Allow                             : 3,2
·         Radiography                           : Full
·         PWHT                                     : No
·         Thickness head/Shell               : 9,5 mm
·         Serial no                                  : E1408-21
·         Date built                                : 2005
·         Enginereed by                         : PT. Rekayasa Industri




4.2.7. Glycol circulating pump
            Spesifikasi
·         Nama alat                                : Pompa Torak Wheatley
·         Model                                      : 110-21
·         Serial no                                  : 561 AA
·         Plunger size                             : -5/6
·         Oil capacity                             : 7 PINTS

4.2.8. Glycol particulate filter A
            Spesifikasi alat :
·         Nama alat                                 : MB-3-HE-240 Glycol particulate filter A
·         Code                                         : ASME SECT. VIII DIV. 1 2001 ED. 2003
ADD
·         Design press                             : 1793 KPa
·         Design temp                             : 930C
·         M.A.W.P                                   : 1793 KPa
·         M.D.M.T                                   : -290C
·         Hydro test press                        : 2330 KPa
·         Corr. Allow                              : 3,2
·         Radiography                             : Full
·         PWHT                                      : No
·         Thickness head/Shell                : 9,3 mm
·         Serial no                                   : E1408-22
·         Date built                                  : 2005
·         Enginereed by                          : PT. Rekayasa Industri







4.2.9. Glycol particulate Filter B
Spesifikasi alat :
·         Nama alat                                 : MB-3-HE-240 Glycol particulate Filter B
·         Code                                         : ASME SECT. VIII DIV. 1 2001 ED. 2003
ADD
·         Design press                             : 1793 KPa
·         Design temp                             : 930C
·         M.A.W.P                                   : 1793 KPa
·         M.D.M.T                                   : -290C
·         Hydro test press                        : 2330 KPa
·         Corr. Allow                              : 3,2
·         Radiography                             : Full
·         PWHT                                      : No
·         Thickness head/Shell                : 9,3 mm
·         Serial no                                   : E1408-23
·         Date built                                  : 2005
·         Enginereed by                          : PT. Rekayasa Industri

4.2.10. Glycol carbon filter
Spesifikasi alat :
·         Nama alat                                 : MB-3-HE-240 Glycol carbon filter
·         Code                                         : ASME SECT. VIII DIV. 1 2001 ED. 2003
·         Design press                             : 1793 KPa
·         Design temp                             : 930C
·         M.A.W.P                                   : 1793 KPa
·         M.D.M.T                                   : -290C
·         Hydro test press                        : 2330 KPa
·         Corr. Allow                              : 3,2




·         PWHT                                      : No
·         Thickness head/Shell                : 9,5 mm
·         Serial no                                   : E1408-24
·         Date built                                  : 2005
·         Enginereed by                          : PT. Rekayasa Industri

4.3 Proses Dehidrasi Unit











Gambar 4.3 Flow diagram glycol

Adapun alur sirkulasi glycol sebagai berikut :
1.      Dari scrubber gas masuk ke dalam contactor
2.      Di contactor, gas basah akan dikontakkan dengan cairan glycol dimana glycol ini berfungsi untuk menangkap uap air yang ada pada gas basah tersebut sehingga kadar air dalam gas bisa di produksi dengan kadar air max 7 lb/mmscf.
3.      Gas yang sudah dikontakkan akan keatas melalui line produksi sedangkan glycol yang bercampur air (glycol kotor) akan ke bawah
4.      Setelah melalui proses pemisahan, glycol kotor akan diregenerasi agar bisa digunakan kembali dengan cara dari contactor outlet glycol dialirkan menuju HE (heat exchanger) dimana HE berfungsi untuk memanaskan glycol tersebut dalam membantu proses pemisahan di flash tank
5.      Setelah melewati HE, glycol kotor tersebut masuk kedalam flash tank dimana flash tank ini berfungsi untuk memisahkan gas, kondensat dan glycol kotor tersebut
6.      Setelah dipisahkan di dalam flash tank, glycol dialirkan menuju filter dimana terdapat 3 filter yaitu 2 filter particular dan 1 filter carbon. Dari flash tank, glycol dialirkan menuju filter particular A yang berfungsi untuk menyaring partikel pengotor yang ada pada glycol tersebut
7.      Kemudian dialirkan menuju filter particular B yang fungsinya sama yaitu menyaring partikel yang ada pada glycol kotor tersebut
8.      Setelah melalui 2 filter particular, glycol dialirkan menuju filter carbon yang fungsinya untuk menjernihkan glycol tersebut sebelum dimasukkan ke dalam reboiler
9.      Setelah selesai pada proses penyaringan, glycol dialirkan menuju reboiler dimana reboiler inilah tempat untuk memisahkan glycol kotor dengan cara temperatur didalam glycol harus di atas 1000C dan dibawah titik didih glycol yaitu 4040F 2060C. Dimana air akan menguap melalui still column dan glycol yang sudah di jernihkan dialirkan menuju accumulator yang nantinya akan di sirkulasikan lagi ke contactor.


4.4. Data Lapangan

Tabel 4.3
Sample data operasi DHU Bulan april 2013
Tgl
Flow gas
mmscfd
Kadar air
inlet
lb/mmscfd
Kadar air
outlet
lb/mmscfd
Rate
pompa
GPM
Gas
outlet
mmscfd
Loss
glycol
actual
(gallon)
1
56,76
25,55
5,75
12
36,96
13,2
2
57,38
24,57
4,91
12
37,72
13,2
3
23,58
24,21
4,92
12
34,30
13,2
4
52,71
25,23
5,51
12
32,99
13,2
5
52,18
24,99
5,49
12
32,69
13,2
6
52,18
24,27
5,59
12
33,50
13,2
7
52,23
22,54
4,91
12
34,60
13,2
8
52,33
23,96
4,94
12
33,31
13,2
9
52,44
23,69
5,24
12
33,99
13,2
10
50,19
24,12
5,27
12
31,35
13,2
11
47,39
24,68
4,54
12
27,25
13,2
12
48,37
23,73
4,46
12
29,10
13,2
13
48,80
24,99
4,97
12
28,79
13,2
14
49,03
24,87
5,07
12
29,23
13,2
15
50,76
23,62
4,91
12
32,06
13,2
16
47,89
24,71
4,93
12
28,11
13,2
17
48,67
23,95
4,50
12
29,22
13,2
18
45,60
22,89
4,39
12
27,10
13,2
19
48,34
24,94
4,59
12
27,99
13,2
20
49,52
23,72
4,40
12
30,20
13,2
21
49,75
24,49
4,37
12
29,62
13,2
22
50,22
22,66
4,15
12
31,71
13,2
23
50,58
23,45
4,06
12
31,19
13,2
24
50,61
23,85
4,16
12
30,92
13,2
25
49,75
23,96
4,50
12
30,29
13,2
26
50,31
23,73
4,92
12
31,50
13,2
27
48,37
23,15
4,97
12
30,19
13,2
28
49,38
22,66
4,61
12
31,34
13,2
29
50,78
23,95
4,46
12
31,29
13,2
30
49,96
23,36
5,01
12
31,61
13,2
Rt2
50,54
24,02
4,82
12
31,34
13,2


4.5. Menentukan Laju Sirkulasi Glycol

            F          = Gas flow rate (MMcf/d)
            I           = Inlet water content (lb/MMcf)
            O         = Outlet water content (lb/MMcf)
            G         = Glycol to water ratio (gal TEG/lb water) (rule of thumb 3)
            L(min) = Minimum TEG circulation rate (gal/hr)
            W        = Water removal rate (lb/hr)

Penyelesaian :

Nilai G didapatkan dari referensi bahwa ratio TEG dan Air bervariasi antara 2 sampai 5 gallon TEG per 1 lb air. Di industry rule of thumb (kondisi ideal) 3 gallon TEG per 1 lb air.

            L(min) = W*G
            W        = F* ( I – O ) / 24hr/day
            W        = 50,54 MMcf/d * (24,02 1b/MMcf – 4,82 1b/MMcf) / 24hr/day
            W        = 40,42 1b/hr

            G         = 3 gal TEG/1b
            L(min) = 40,42 1b/hr *3 gal TEG/1b
                        = 121,28 gal/hr
                        = 121,28 gl/hr : 60
                        = 2,02 GPM
            L(opt)  = 2,02 x ((100 + 15) / 100)
                        = 2,02 x 1,15
                        = 2,32 GPM
            Jadi, untuk sirkulasi Kecepatan minimum ditambahkan kelebihan sebesar 15% agar zona kecepatan sirkulasi glycol optimal dan baik.



Tabel 4.4
Tabel Rata-rata perbandingan konsumsi glycol standar dengan konsumsi actual Bulan april 2013
Flow
gas
mmscf
Kadar air inlet
Lb/mmscf
Kadar air
Outlet
Lb/mmscf
Rate
Pompa
Actual
GPM
Rate
Pompa
Perhitungan
GPM
Selisih
Rate
Pompa
GPM
Loss
Glycol
Actual
(gal/d)
Loss
Glycol
Standar
(gal/d)
Selisih
Loss
(gal/d)
50,49
24,02
4,82
12
2,32
9,67
13,2
0,3
12,9


4.6. Pembahasan
4.6.1. Losses glycol pada glycol contactor
1.      Pada bulan april tahun 2013 berdasarkan rumus untuk laju sirkulasi glycol yang diperlukan berkisar 2,32 GPM. Sedangkan dibandingkan dengan data yang dilapangan rate pompa untuk laju sirkulasi glycol mencapai 12 GPM. Hal ini yang menyebabkan banyak terjadinya losses glycol akibat debit pompa yang terlalu besar dan rate pompa tidak dapat diatur sesuai kebutuhan.
2.      Pada bulan april tahun 2013 data penggunaan glycol mencapai 13,2 gallon, dimana standar penggunaan glycol menurut pedoman gas treatment PT. Pertamina hulu yaitu 0,3 gallon, jadi losses glycol perhari mencapai 12,9 gallon
3.      Penyebab tidak efisiennya proses penyerapan di contactor :
3.1. Luas permukaan penyerapan
Pada luas permukaan juga berpengaruh pada saat pengontakan di contactor karena jika luas permukaannya besar maka pengontakannya semakin efisien pada saat pengontakan. Hal ini dikarenakan luas bubble cap tray ada yang tersumbat, salah satu nya yaitu adanya corosi / karat yang terjadi akibat sering terjadinya kontak dengan air.
3.2. Tray
Tray pada contactor juga berpengaruh pada saat proses penyerapan. Hal ini dikarenakan jika jumlah tray sedikit maka akan mengurangi efisiensi penyerapan glycol di contactor. Minimal jumlah tray pada contactor yaitu 4 tray. Lebih banyak jumlah tray yang terdapat pada contactor maka akan lebih efisien proses penyerapan
3.3.Waktu
Waktu juga salah satu hal yang harus diperhatikan pada proses penyerapan.    
Karena jika pada saat laju alir terlalu lambat maka akan mempengaruhi efisien waktu. Kemudian glycol akan masuk kelubang bubble cap tray yang akan mengganggu keluarnya gas dari lubang tray tersebut
3.4.Kecepatan alir
Pada proses pengontakan juga harus diperhatikan laju alir glycol. Karena jika aliran wet gas nya sedikit maka laju alir glycol nya harus disesuaikan. Dikarenakan jika wet gas nya sedikit maka laju alir glycol terlalu banyak maka akan terjadi pemborosan penggunaan glycol dan memperbesar terjadinya losses glycol. Jadi untuk kecepatan alir glycol yang digunakan tidak banyak yang hilang dan kecepatan alir menyebabkan terjadinya foaming.
3.5.Suhu di reboiler
Suhu di reboiler yang terlalu tinggi bukan hanya menguapkan air tapi juga glycol ikut teruap

4.6.2.      Alternative solusi
Losses pada glycol contactor
1.      Untuk mengurangi terjadinya losses pada contactor, maka pada debit pompa harus disesuaikan dengan flow gas yang masuk menggunakan variable speed drive sehingga tidak terjadi penggunaan berlebih pada saat pengontakan glycol dengan gas basah.
2.      Untuk penggunaan glycol, disesuaikan dengan flow gas inlet. Jika laju alirnya sedikit, maka rate pompanya disesuaikan (diperkecil). Sebaliknya, jika laju alirannya besarmaka penggunaan glycol nya semakin besar. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi terjadinya losses pada saat pengontakan glycol dengan gas di contactor
3.      Melakukan pembersihan karat pada lubang tray.












BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
       Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Sistem DHU di Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo menggunakan beberapa unit peralatan berupa contactor, still column, heat exchanger, flash tank, filter particular, filter carbon, reboiler dan accumulator
2.      Pada bulan april tahun 2013 data penggunaan glycol di Lapangan mencapai 13,2 gallon/d, dimana standar penggunaan glycol menurut Pedoman Gas Treatment PT. Pertamina Hulu yaitu 0,3 Gallon/d, jadi di lapangan losses glycol perhari mencapai 12,9 gallon/d
3.      Pada bulan april tahun 2013 berdasarkan rumus untuk laju sirkulasi glycol yang diperlukan berkisar 2,32 GPM. Sedangkan dibandingkan dengan data di lapangan rate pompa untuk laju sirkulasi glycol mencapai 12 GPM
4.      Yang mempengaruhi losses glycol yaitu luas permukaan penyerap, jumlah tray, waktu, kecepatan alir dan suhu

5.2. Saran
1. Cek alat-alat yang ada pada peralatan DHU apakah peralatan tersebut masih
    efisien untuk digunakan
2. Operator harus mengecek kondisi di lapangan untuk melihat keadaan pada
    peralatan DHU tersebut.
3. Melakukan maintenance / perawatan pada alat contactor

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013 “Data-data Lapangan PT. Pertamina EP” File Production PT.
            Pertamina Pendopo.
Anonim, 2003. “Gas Treatment”. Teknik Produksi, Manajemen Produksi Hulu
            PT. Pertamina, Indonesia.
Beger B.D and Kenneth E Anderson., 1980. “Gas Handling and field Processing”
            Volume 3 Penwell Publishing Company, 1980.
Maurice, Stewart 1985. “Surface Production Facilities”. Gulf Publishing
            Company. USA.
Robert N. Maddox and Erbar, Jhon H. 1982. “Gas Conditioning Processing”
            Volume 3. Campbell Petroleum Series, USA.
Rosen, ward 1981. “Glycol Dehidration”. Petroleum Learning Program ltd,
            Houston, Texas.






           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar